The Scholarship Warrior
- Vincent Felix Tristanto
- Nov 9, 2021
- 4 min read
Updated: Nov 17, 2021
Pengalaman Mendaftar Beasiswa, Tahapan Seleksi, Benefit yang Diterima, Komunitas Penerima Beasiswa, hingga Project-project yang Dilakukan

Rasanya ga afdol jadi mahasiswa kalau belum punya mimpi dapat beasiswa. Daripada kepikiran terus, mending kita bahas langsung aja pengalaman mendapat beasiswa di segmen tercinta Campus Activites šš
Yups beasiswa memang jadi salah satu target para mahasiswa mengingat banyaknya benefit yang dapat diperoleh melalui hal satu ini. Mulai dari bantuan biaya pendidikan, tunjangan bulanan, pelatihan intensif, sampai relasi yang tak terhitung jumlahnya.
Meskipun demikian, masih banyak orang ragu untuk mendaftar beasiswa, merasa tidak percaya diri dengan kemampuan sehingga menutup langkah pertama menuju berbagai keuntungan yakni MENCOBA. Maka dari itu, kali ini aku akan sedikit bercerita mengenai pengalamanku dalam mendapat beasiswa.
Oya sebelum lanjut lebih dalam, aku ini adalah salah satu penerima manfaat dari beasiswa Program Kepemimpinan TELADAN oleh Tanoto Foundation Batch 2019 (batch pertama nih hehe) jadi semua pengalaman berikut adalah terkait program TELADAN yaa, tapi ga usah kuatir karena proses seleksi beasiswa pada umumnya memiliki pola yang sama.
Okee lanjut lagi, jadi di awal masa perkuliahan memang aku sudah ada rencana untuk mencari beasiswa nih, di mana notabene sejak masa sekolah pun aku juga mendapat beasiswa, sehingga setidaknya dapat kembali sedikit meringankan beban orang tua. Namun saat itu aku masih buta tentang informasi beasiswa di dunia perkuliahan, tidak ada satu jenis beasiswa pun yang aku tahu, apalagi cara mendaftarnya, sehingga hampir saja saat itu aku melewatkan kesempatan untuk MENCOBA.
Untungnya suatu hari setelah proses kaderisasi, aku dikenalkan oleh salah satu kakak tingkatku tentang beasiswa dari Tanoto Foundation yang saat itu masih bernama National Championship Scholarship. Setelah berbincang banyak aku akhirnya merasa bahwa ini adalah beasiswa yang sesuai dengan diriku, sehingga aku langsung mempersiapkan diri untuk mendaftar di periode berikutnya.
Kenapa aku bisa bilang sesuai?? Karena beasiswa sendiri ada banyak jenisnya ya gengs, ada beasiswa ekonomi, beasiswa prestasi, beasiswa kepemimpinan, beasiswa penelitian, beasiswa tugas akhir, dan banyak lagi. Jadi pastikan kalian paham ya jenis beasiswa apa yang ingin didaftarkan sehingga nantinya tepat sasaran.
Singkat cerita aku akhirnya mempersiapkan semua berkas yang diperlukan, mulai dari biodata diri, CV, rapot/transkrip nilai, dan sebagainya. Tapi karena berbagai kesibukan saat masih jadi maba, aku lupa tentang deadline pengumpulan berkas itu :') Puji Tuhan di hari H penutupan, H-2 jam tengah malam sebelum tidur tiba-tiba aku teringat tentang pendaftarannya. Langsung aku buka laptopku, recheck semua berkas, dan akhirnya bisa kirim tepat waktu.. (jangan dicontoh ya yang kaya gini hehe š š )
Setelah menunggu berapa hari akhirnya ada pesan masuk di email-ku yang mengatakan aku lolos tahap pertama yaitu seleksi berkas. Senang dong tentunya, karena ngumpulin mepet tapi masih dapat kesempatan untuk lanjut š Dari tahap pertama ini aku belajar kalau mendaftar beasiswa itu memang harus dipersiapkan dengan matang.
Memang sih aku kirimnya mepet, tapi dari beberapa hari sebelumnya sudah dipastikan kalau berkas yang mau kukirim itu sesuai.
Pastikan lengkap dan sesuai ketentuan persyaratan, isi CV dengan setiap pengalaman dan prestasi yang kalian punya, perlihatkan potensi diri kalian secara maksimal melalui satu lembar kertas tersebut.
Terus kalau ga punya prestasi gimana dong? Ga masalah, karena potensi ga selalu dilihat dari prestasi. Dengan kalian menuliskan pengalaman secara detail dalam CV, recruiter dapat membaca potensi apa yang kaian punya, sehingga ga ada alasan lagi untuk ga percaya diri.
Setelah melihat pengumuman yang dibarengi dengan info seleksi berikutnya, tanpa pikir panjang aku langsung mempersiapkan diri untuk tahap kedua yaitu membuat essay dan motivation letter dengan tema Kepemimpinan. Nhah sedikit tips nih untuk kalian, saat bikin essay atau motivation letter pastikan substansinya sesuai dengan visi pemberi beasiswa. Buat kerangka yang terstruktur dan ambil literatur yang sinkron dengan topik yang diangkat, sehingga essay kalian pasti dilirik oleh recruiter.
Lanjut ke proses seleksi, akhirnya aku lolos dan lanjut ke tahap tiga yaitu Psikotest. Waktu jamanku dulu psikotest-nya agak unik sih dan baru pertama kali juga aku alami yaitu Psikotest dengan cara main game š®š® Keren ga tuh, psikotest tapi disuru main game aja. Jadi kita diminta untuk download satu aplikasi di playstore, lalu masukkin user yang diberikan oleh recruiter dan tinggal main aja sampai ke level terakhir.
Tapi ga usah bingung, sebenernya psikotest untuk proses seleksi beasiswa umumnya sama kok, semacam tes potensial akademik gitu, kemampuan berhitung dasar, kemampuan literasi, kemampuan mengingat, logika, dan sebagainya, hanya kemasannya aja yang berbeda. Jadi kalau kalian sedang mempersiapkan diri untuk psikotest beasiswa, perbanyak latihan aja ngerjain soal-soal TPA, dijamin pasti lancar waktu hari H nanti.
Akhirnya setelah beberapa waktu aku kembali lolos seleksi dan masuk ke tahap terakhir yaitu Interview. Nah di tahap terkahir ini sih biasanya paling bikin gugup, karena semua hasil dari tahap berkas sampai psikotest harus bisa dipertanggungjawabkan secara lisan saat interview. Itu sebabnya kejujuran penting ya gengs, jangan coba-coba joki saat daftar beasiswa karena kalau ga sesuai hasilnya dengan hasil interview, pasti dicoret deh nama kalian.
Back to topic, hari interview akhirnya datang. Sebelum hari itu aku tentu sudah mempersiapkan diri secara matang.
Mencari-cari pertanyaan beasiswa di internet, mengenali kelebihan dan kekurangan diri (self-awareness), merenungkan potensi dan prestasi yang kumiliki, research latar belakang dan visi Tanoto Foundation, sampai baca-baca tentang isu terkini.
Puji Tuhan lagi dan lagi, semua hal yang kupersiapkan ternyata benar terpakai saat interview sehingga aku ga terlalu gugup di hadapan para interviewer. Oya ada satu lagi ni yang bisa kalian persiapkan menjelang interview yaitu kemampuan Bahasa Inggris, karena pengalamanku pribadi sempat diminta juga tuh untuk memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris.
Finally, hari pengumuman tiba dan namaku ada di antara 150 orang penerima program TELADAN Batch 2019. Semua benefit yang aku sebutkan di awal akhirnya sampai di genggaman tangan, mulai dari biaya UKT, tunjangan bulangan, pelatihan intensif, dan komunitas relasi baru.
Kami dilatih dalam beberapa seri pelatihan mulai dari Lead Self Camp, Lead Others Series, bahkan sampai ke Career Preparation Program. Tergabung dalam Tanoto Scholars Association, aku juga bisa berkembang di banyak hal dan melakukan banyak project sosial seperti mengajar anak-anak kurang mampu, mengkampanyekan SDGs, mengadakan expo, dan banyak lagi kegiatan yang bisa kita bahas di konten selanjutnya.
Intinya dari pengalaman beasiswaku aku mengerti bahwa semua hal besar dimulai dengan langkah kecil sekalipun. Kalau saja saat itu aku ga mencoba submit berkas, ga mungkin aku bisa merasakan semua benefit dan pengalaman yang berharga ini.
Jadi buat kalian yang masih ragu untuk daftar beasiswa karena ga percaya diri, JUST DO IT, karena percayalah kemampuan akan muncul bila ada kemauan.
GOOD LUCK SCHOLARSHIP WARRIOR!!
Comments